Pada abad ke-16, Ratu Inggris yang paling berjaya Elizabeth I,
mengirim utusannya bernama Sir James Lancester kepada Kerajaan Aceh dan
pula mengirim surat bertujuan “Kepada Saudara Hamba, Raja Aceh
Darussalam”, serta seperangkat perhiasan yang tinggi nilainya. Sultan
Aceh kala itu menerima maksud baik “saudarinya” di Inggeris dan
mengizinkan Inggris untuk berlabuh dan berdagang di wilayah kekuasaan
Aceh. Bahkan Sultan juga mengirim hadiah-hadiah yang amat berharga
termasuk sepasang gelang dari batu rubi dan surat yang ditulis di atas
kertas yang halus dengan tinta emas. Sir James pun dianugerahi gelar
“Orang Kaya Putih”. Hubungan yang misra antara Aceh dan Inggris
dilanjutkan pada masa Raja James I dari Inggris dan Skotlandia. Raja
James mengirim sebuah meriam sebagai hadiah untuk Sultan Aceh. Meriam
tersebut hingga kini masih terawat dan dikenal dengan nama Meriam Raja
James.
Sultan Aceh pun membalas surat dari Ratu Elizabeth I. Berikut
cuplikan isi surat Sultan Aceh, yang masih disimpan oleh pemerintah
kerajaan Inggris, tertanggal tahun 1585:
"I am the mighty ruler of the Regions below the wind, who holds
sway over the land of Aceh and over the land of Sumatra and over all the
lands tributary to Aceh, which stretch from the sunrise to the sunset."
terjemahan dari isi surat tersebut adalah: (Hambalah sang
penguasa perkasa Negeri-negeri di bawah angin, yang terhimpun di atas
tanah Aceh dan atas tanah Sumatra dan atas seluruh wilayah wilayah yang
tunduk kepada Aceh, yang terbentang dari ufuk matahari terbit hingga
matahari terbenam).
Hubungan yang mesra antara Aceh dan Inggris dilanjutkan pada masa
Raja James I dari Inggris dan Skotlandia. Raja James mengirim sebuah
meriam sebagai hadiah untuk Sultan Aceh. Meriam tersebut hingga kini
masih terawat dan dikenal dengan nama Meriam Raja James
Sultan Iskandar Muda juga pernah mengirim surat kepada Raja
Inggris James I pada tahun 1615 silam. Surat yang disebut sebagai
“golden letter” itu ditulis dengan menggunakan bahasa Melayu dengan
aksara Arab Jawi. Disebut memiliki hiasan tertua dan terindah, terbesar
bahkan paling spektakuler. Sebab, selain panjangnya mencapai satu meter,
surat bersampul sutra kuning asli itu ditulis dengan tinta warna emas
di atas kertas jenis oriental. Surat asli tersebut sat ini berada di
perpustakaan Bodlian, Oxford, Inggris.
Surat ini tiga perempat isinya melukiskan tentang keagungan
Sultan Iskandar Muda (1607-1636) beserta kekayaan dan keluasan wilayah
kekuasaannya, berikut adalah petikan terjemahan mukadimmah surat Sultan
Islandar Muda untuk King James I :
" Surat daripada Seri Sultan Perkasa Alam Johan Berdaulat,raja yang beroleh martabat kerajaan,
yang dalam takhta kerajaan yang tiada terlihat oleh penglihat, yang tiada terdengar oleh pendengar,
yang bermahligai gading, berukir kerawang, bersendi-bersindura, bewarna sadalinggam, yang berair mas,
yang beristana sayojana menentang "-
Surat Sultan Iskandar Muda ini menjadi salah satu bentuk rekaman
romantisme hubungan Kerajaan Aceh dan Inggris di masa lalu. Dan relasi
seperti ini terjadi jauh-jauh hari sebelum Indonesia ataupun
kerajaan-kerajaan di Nusantara memiliki hubungan dengan negara-negara
Eropa. Ada yang membedakan antara hubungan antara Aceh dengan Inggris
maupun negara Eropa lainnya dengan kerajaan di luar Aceh. Hubungan yang
dibagun oleh Kerajaan Aceh dengan Inggris dan Eropa berbasiskan
hubungan diplomatik yang egaliter, bukan dalam bentuk sebagai perwakilan
daerah koloni antara tuan dan pihak jajahan.
Surat ini menjadi salah satu bukti adanya hubungan diplomatik
antara Kerajaan Aceh dan Inggris. Tentu tak hanya sekadar hubungan
diplomatik biasa, karena Aceh dan Inggris pernah menandatangani
Perjanjian Persahabatan Abadi (Perpetual Friendship Treaty) antara
Inggris dan Aceh di abad ke 17 dan diperbaharui di tahun 1811. Isi
perjanjian tersebut menyatakan bahwa kedua negara berkewajiban saling
membantu dari serangan pihak lain. Akan tetapi Inggris telah
mengkhianati perjanjian ini ketika negara itu menandatangani Perjanjian
Sumatra (Sumatran Treaty) dengan Belanda yang mengakui upaya hegemoni
Belanda atas Aceh.
Sumber :[Acehpedia.org]
No comments:
Post a Comment
Berikan komentar Anda untuk menilai setiap isi postingan, Admin melarang keras komentar yang berisi hal Porno,SARA/Rasis.
Terimakasih