BANDA ACEH |
Adrian, seorang bocah usia 7 tahun tampak duduk lesu di pinggir
lapangan hijau. Ia hanya bisa memandang teman-teman sepermainannya asik
berlatik sepak bola ala pemain bola professional. Tak tanggung-tanggung,
pelatihnya adalah Eko Darmawan, pemain handal asal Persija Jakarta.
Adrian terpaksa tidak bisa ikut dalam kegiatan latihan ini karena usia
yang tidak mencukupi persyaratan.
Minggu pagi (20/5/2012), di Lapangan Sepak Bola Jasdam Iskandar Muda, Banda Aceh, memang terlihat pemandang yang berbeda dari biasanya. Sebanyak 150 anak usia 9-17 tahun terlihat sibuk berlatih sepak bola. Bahkan sebagian di antara mereka terlihat bermuka sembab. Pasalnya mereka memang belum cukup tidur akibat menyaksikan final Liga Champion dari Munich, Jerman, yang disiarkan langsung di sebuah stasiun televisi nasional.
Ini bukan sekolah sepak bola, melainkan sebuah kegiatan yang memberi pendidikan sepak bola bagi anak-anak di Kota Banda Aceh yang tidak mampu mengikuti sekolah sepak bola. "Walau cuma setengah hari, latihan bola ini sangat hebat, apalagi pelatihnya dari Jakarta, pokoknya menyenangkan sekali, apalagi kami juga diapat seragam bola," ujar Aldi, seorang pelajar SLTP berusia 12 tahun.
Tak beda dengan Aldi, Furqan (12), siswa Kelas I SLTP yang diam-diam mengagumi kesebelasan Persija Jakarta ini, mengaku baru pertama kali ikut latihan sepak bola secara profesional. "Maksudnya latihan kali ini beda dari latihan biasa di sekolah, bolanya bagus, juga ada piringan-prirngan yang membantu kita latihan menggiring bola, dan pelatihnya pemain bola profesional, dan ini menyenangkan sekali," sebut Furqan.
Minggu pagi (20/5/2012), di Lapangan Sepak Bola Jasdam Iskandar Muda, Banda Aceh, memang terlihat pemandang yang berbeda dari biasanya. Sebanyak 150 anak usia 9-17 tahun terlihat sibuk berlatih sepak bola. Bahkan sebagian di antara mereka terlihat bermuka sembab. Pasalnya mereka memang belum cukup tidur akibat menyaksikan final Liga Champion dari Munich, Jerman, yang disiarkan langsung di sebuah stasiun televisi nasional.
Ini bukan sekolah sepak bola, melainkan sebuah kegiatan yang memberi pendidikan sepak bola bagi anak-anak di Kota Banda Aceh yang tidak mampu mengikuti sekolah sepak bola. "Walau cuma setengah hari, latihan bola ini sangat hebat, apalagi pelatihnya dari Jakarta, pokoknya menyenangkan sekali, apalagi kami juga diapat seragam bola," ujar Aldi, seorang pelajar SLTP berusia 12 tahun.
Tak beda dengan Aldi, Furqan (12), siswa Kelas I SLTP yang diam-diam mengagumi kesebelasan Persija Jakarta ini, mengaku baru pertama kali ikut latihan sepak bola secara profesional. "Maksudnya latihan kali ini beda dari latihan biasa di sekolah, bolanya bagus, juga ada piringan-prirngan yang membantu kita latihan menggiring bola, dan pelatihnya pemain bola profesional, dan ini menyenangkan sekali," sebut Furqan.
Sebuah perusahaan minuman ringan, mendukung kegiatan
grass root soccer development program ini. Sales manager CCAI Banda
Aceh, Saifannur, mengatakan kegiatan "Coke Kicks" ini adalah komitmen
dari CCAI untuk mengembangkan minat bakat sepak bola di kalangan
anak-anak usia dini. " Dengan kegiatan ini kami berharap bisa melihat
bibit-bibit unggul untuk menguatkan dunia sepak bola di tanah air,
terutama di daerah," ujarnya siang tadi.
Menurut Saifannur, anak-anak yang dipilih adalah anak-anak di desa yang memang belum pernah mengikuti sekolah sepak bola, dan hanya bermain bola secara otodidak.
Senada dengan itu, Ahmad Nasoha, Corporate Affairs Manajer Northern Sumatera CCAI, mengatakan, selain memberi pelatihan kepada anak-anak, program ini juga memberi pelatihan bagi pelatih sepak bola tingkat desa, di mana anak-anak ini selalu bermain sepak bola. "Hal ini dilakukan untuk membekali pelatih dengan dasar-dasar permainan sepak bola dan bagaimana cara melatih yang baik, dan para pelatih ini juga akan mengantongi sertifikat dari CCAI dan Asian Soccer Academy (ASA)," kata Nasoha.
Di akhir latihan, beberapa anak dipilih dan didaulat sebagai anak dengan predikat pemain berbakat. Mereka adalah Rizki Maulana (12), Furqan (12), Adnan (14), Helmi (14), Dan T Hidayat (16). "Coke Kicks 2012" juga dilaksanakan secara berkesinambungan di Bekasi, Sumedang, Surabaya, Pasuruan, Medan, Lampung, Padang dan beberapa kota lainnya di Indonesia.
Menurut Saifannur, anak-anak yang dipilih adalah anak-anak di desa yang memang belum pernah mengikuti sekolah sepak bola, dan hanya bermain bola secara otodidak.
Senada dengan itu, Ahmad Nasoha, Corporate Affairs Manajer Northern Sumatera CCAI, mengatakan, selain memberi pelatihan kepada anak-anak, program ini juga memberi pelatihan bagi pelatih sepak bola tingkat desa, di mana anak-anak ini selalu bermain sepak bola. "Hal ini dilakukan untuk membekali pelatih dengan dasar-dasar permainan sepak bola dan bagaimana cara melatih yang baik, dan para pelatih ini juga akan mengantongi sertifikat dari CCAI dan Asian Soccer Academy (ASA)," kata Nasoha.
Di akhir latihan, beberapa anak dipilih dan didaulat sebagai anak dengan predikat pemain berbakat. Mereka adalah Rizki Maulana (12), Furqan (12), Adnan (14), Helmi (14), Dan T Hidayat (16). "Coke Kicks 2012" juga dilaksanakan secara berkesinambungan di Bekasi, Sumedang, Surabaya, Pasuruan, Medan, Lampung, Padang dan beberapa kota lainnya di Indonesia.
No comments:
Post a Comment
Berikan komentar Anda untuk menilai setiap isi postingan, Admin melarang keras komentar yang berisi hal Porno,SARA/Rasis.
Terimakasih