Perwakilan FFI, sedang memberikan presentasi tentang berbagai keberhasilan program yang sudah dijalankan dalam project APPS yang dibiayai oleh Uni Eropa, Rabu (23/5). |
Giovanni Serritella, Head of Europe House, mengatakan, kehadiran Uni Eropa di Aceh awalnya untuk membantu respon pasca bencana, namun sejak tahun 2009, UE dan kemudian melanjutkan program pemantauan perdamaian di Aceh mengikuti usai di tandatanganinya MoU Helsinki.
"Aceh pasca penandatangangan perjanjian damai di Helsinki, merupakan bagian penting bagi Uni Eropa, dan program APPS ini adalah kunci penting untuk melanjutkan banyak program perdamaian, di antaranya melanjutkan dialog, penguatan pemerintahan lokal, membentuk polisi masyarakat dan peningkatan perekonomian masyarakat, khususnya mantan para kombatan," jelas Giovanni saat seremoni penutupan program, di hadapan unsur-unsur pemerintahan, Rabu (23/5).
Sementara itu, Sekda Provinsi Aceh, T Setia Budi mengakui, kehadiran dunia internasional terutama Uni Eropa, memberi arti penting bagi perkembangan Aceh pascamusibah gempa dan tsunami tahun 2005 lalu. "Dukungan dunia internasional menjadi hal vital untuk Aceh, tanpa ini mungkin Aceh tidak akan terlihat seperti sekarang, dan Uni Eropa sudah berbuat banyak hingga batas akhir peran mereka," sebut Sekda Setia Budi.
Tentu saja, tambah Setia Budi, dengan ditutupnya kantor perwakilan Uni Eropa di Aceh, bukan berarti semua persoalan sudah selesai. "Masih banyak hal yang harus terus dilanjutkan, karena hanya Aceh sendiri yang bisa menentukan masa depan daerah dan masyarakatnya," kata Setia Budi.
Atas nama masyarakat Aceh, Setia Budi juga memberikan ucapan terimakasih kepada Uni Eropa yang sudah berpartisipasi membantu masyarakat Aceh menjalankan kehidupan politik dan sosialnya pascabencana dan konflik. Adapun, program pendampingan yang dilakukan Uni Eropa melalui program APPS adalah memfasilitasi infrastruktur proses kelanjutan dialog antara para pihak yang terkait dengan proses damai di Aceh yang ditangani oleh Crisis Management Insisative (CMI), dan penguatan pemerintahan lokal oleh Deutsche Gesellschaft fur Internationale Zusammenarbeit (GIZ).
Juga ada penguatan lembaga kepolisian, melalui program polisi masyarakat oleh International Organization of Migration (IOM), dan Penyelematan lingkungan sebagai penguatan ekonomi masyarakat oleh Fauna Flora International (FFI).
Sumber
No comments:
Post a Comment
Berikan komentar Anda untuk menilai setiap isi postingan, Admin melarang keras komentar yang berisi hal Porno,SARA/Rasis.
Terimakasih