Meskipun iklim investasi, bisnis dan usaha di Indonesia masih menjadi
catatan beberapa investor dunia, nyatanya Indonesia masih menjadi
tempat yang dilirik oleh para pemilik modal. Walaupun peringkat
kemudahan berbisnis di Indonesia, dari laporan Doing Business 2011 yang
dikeluarkan IFC, melorot dari 126 ke 123, investor masih
menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara untuk mengembangkan
bisnisnya.
Hal yang wajar jika melihat besarnya jumlah penduduk Indonesia,
besarnya pasar dalam negeri, dan tingginya tingkat konsumsi masyarakat
di Indonesia. Dari catatan-catatan tersebut,
perusahaan-perusahaan raksasa dunia ramai-ramai mulai
menyerbu Indonesia.
Sebut saja Google yang akhirnya resmi membuka kantor di Indonesia
pada akhir Maret lalu. Perusahaan mesin pencari ini memilih Indonesia
dengan pertimbangan bahwa google banyak di akses oleh masyarakat
Indonesia. Terlebih, pengguna internet di Indonesia terus tumbuh dan
berpotensi semakin besar.
Sebelum Google, sudah ada Yahoo yang membuka kantor di Jakarta sejak
2010 lalu. Selain itu, ada pula Multiply yang membuka kantor di
Indonesia mulai tahun ini. Bahkan, Multiply tak hanya membuka cabang,
tapi kantor pusatnya dipindah dari AS ke Jakarta. Microsoft pun resmi
berkantor di Indonesia. Tampaknya pertumbuhan user Indonesia memiliki
arti penting bagi bisnis dunia maya.
Sejumlah perusahaan multinasional yang sudah menanamkan investasinya
di Indonesia juga telah berkomitmen untuk menambah investasinya di dalam
negeri. Semisal Coca Cola yang menyatakan akan menambah
investasi sebesar USD 500 juta, perusahaan komputer NEC berencana
menambah modalnya sebesar USD 5,2 miliar dan Nestle yang akan
menambah investasi sebesar USD 400 juta.
Selain itu, masih ada deretan perusahaan raksasa dunia lain yang
berencana menambah investasi di Indonesia. Sebut saja Caterpillar,
Pohang Iron and Steel Company (Posco), Lotte, dan Hancook.
Perusahaan-perusahaan multinasional tersebut memandang Indonesia
sebagai negara dengan iklim investasi yang mulai membaik
seiring akselerasi perekonomian Indonesia yang terbukti kuat dihantam
krisis keuangan dunia.
Produsen alat berat asal Amerika Serikat (AS) Caterpillar berencana
menambah investasi sebesar USD 200 juta di Indonesia. Investasi sebesar
itu rencananya akan digunakan untuk menambah kapasitas pabrik eskavator
di Cileungsi, Jawa Barat dan membangun pabrik bodi truk pertambangan
di Batam, Kepulauan Riau.
Sementara itu, Posco dan Krakatau Steel (KS) sudah
menekan kesepakatan untuk pembangunan industri baja. Total investasinya
diperkirakan mencapai USD 60 triliun dan akan direalisasikan dalam tiga
tahun ke depan.
Perusahaan asal Korea Selatan, Lotte juga akan menambah investasi di
Indonesia. PT Lotte Shopping Plaza Indonesia akan mengembangkan Lotte
Department Store di Jakarta. Lotte menyiapkan USD 27 juta untuk tahap
awal kerja sama dengan PT Ciputra Property Tbk.
Ada pula Honam Petrochemical Corporation, anak usaha Lotte Group
asal Korea Selatan yang akan melakukan ekspansi dengan nilai investasi
USD 2-3 miliar. Angin segar lain datang dari Metro Group, raksasa ritel
dunia yang berbasis di Jerman, yang berencana memulai bisnis
swalayan grosir METRO Cash & Carry di Indonesia pada tahun ini.
Yang tidak kalah mengejutkan adalah langkah Amerika Serikat menguasai
Indonesia dengan aliran dana investasi. Saat berkunjung ke Indonesia,
Presiden AS Barack Obama membawa serta 14 bos perusahaan besar di AS
untuk bertemu langsung dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Pimpinan perusahaan raksasa AS yang hadir tersebut berkomitmen akan
berinvestasi di Indonesia dalam jumlah besar. Investor tersebut hadir
sebagai delegasi US-ASEAN Bussiness Council. Mereka menjanjikan
investasi besar-besaran di Indonesia.
Menyusul perusahaan-perusahaan raksasa di atas, perusahaan Apple.Inc
dikabarkan juga melirik untuk menanamkan investasi di Indonesia. Hal
itu disampaikan oleh Menteri Perdagangan Gita Wirjawan. Namun, Gita
masih belum dapat menyebutkan nilai investasi yang akan ditanamkan.
Meskipun belum memastikan akan berinvestasi di Indonesia, perwakilan
perusahaan yang didirikan Steve Jobs tersebut, sudah beberapa kali
menggelar pertemuan dengan pemerintah.
Perusahaan asal negeri Paman Sam tersebut sudah mengajukan sejumlah
syarat kepada pemerintah. "Ada beberapa syarat yang harus kita
penuhi. Antara lain lahan, listrik, pasokan gas, karyawan yang harus
punya pendidikan sesuai dengan kepentingan mereka," ujar Gita. Sejauh
ini, pihak Apple masih mempelajari potensi dan prospek investasinya
di Indonesia.
Perusahaan apa lagi yang akan menyusul?
No comments:
Post a Comment
Berikan komentar Anda untuk menilai setiap isi postingan, Admin melarang keras komentar yang berisi hal Porno,SARA/Rasis.
Terimakasih