Adsense

Thursday, June 28, 2012

Perusahaan Raksasa Dunia Ramai-ramai Serbu Indonesia


Meskipun iklim investasi, bisnis dan usaha di Indonesia masih menjadi catatan beberapa investor dunia, nyatanya Indonesia masih menjadi tempat yang dilirik oleh para pemilik modal. Walaupun peringkat kemudahan berbisnis di Indonesia, dari laporan Doing Business 2011 yang dikeluarkan IFC, melorot dari 126 ke 123, investor masih menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara untuk mengembangkan bisnisnya. 
Hal yang wajar jika melihat besarnya jumlah penduduk Indonesia, besarnya pasar dalam negeri, dan tingginya tingkat konsumsi masyarakat di Indonesia. Dari catatan-catatan tersebut, perusahaan-perusahaan raksasa dunia ramai-ramai mulai menyerbu Indonesia.
Sebut saja Google yang akhirnya resmi membuka kantor di Indonesia pada akhir Maret lalu. Perusahaan mesin pencari ini memilih Indonesia dengan pertimbangan bahwa google banyak di akses oleh masyarakat Indonesia. Terlebih, pengguna internet di Indonesia terus tumbuh dan berpotensi semakin besar.
Sebelum Google, sudah ada Yahoo yang membuka kantor di Jakarta sejak 2010 lalu. Selain itu, ada pula Multiply yang membuka kantor di Indonesia mulai tahun ini. Bahkan, Multiply tak hanya membuka cabang, tapi kantor pusatnya dipindah dari AS ke Jakarta. Microsoft pun resmi berkantor di Indonesia. Tampaknya pertumbuhan user Indonesia memiliki arti penting bagi bisnis dunia maya.
Sejumlah perusahaan multinasional yang sudah menanamkan investasinya di Indonesia juga telah berkomitmen untuk menambah investasinya di dalam negeri. Semisal Coca Cola yang menyatakan akan menambah investasi sebesar USD 500 juta, perusahaan komputer NEC berencana menambah modalnya sebesar USD 5,2 miliar dan Nestle yang akan menambah investasi sebesar USD 400 juta.
Selain itu, masih ada deretan perusahaan raksasa dunia lain yang berencana menambah investasi di Indonesia. Sebut saja Caterpillar, Pohang Iron and Steel Company (Posco), Lotte, dan Hancook.
Perusahaan-perusahaan multinasional tersebut memandang Indonesia sebagai negara dengan iklim investasi yang mulai membaik seiring akselerasi perekonomian Indonesia yang terbukti kuat dihantam krisis keuangan dunia.
Produsen alat berat asal Amerika Serikat (AS) Caterpillar berencana menambah investasi sebesar USD 200 juta di Indonesia. Investasi sebesar itu rencananya akan digunakan untuk menambah kapasitas pabrik eskavator di Cileungsi, Jawa Barat dan membangun pabrik bodi truk pertambangan di Batam, Kepulauan Riau.
Sementara itu, Posco dan Krakatau Steel (KS) sudah menekan kesepakatan untuk pembangunan industri baja. Total investasinya diperkirakan mencapai USD 60 triliun dan akan direalisasikan dalam tiga tahun ke depan.
Perusahaan asal Korea Selatan, Lotte juga akan menambah investasi di Indonesia. PT Lotte Shopping Plaza Indonesia akan mengembangkan Lotte Department Store di Jakarta. Lotte menyiapkan USD 27 juta untuk tahap awal kerja sama dengan PT Ciputra Property Tbk.
Ada pula Honam Petrochemical Corporation, anak usaha Lotte Group asal Korea Selatan yang akan melakukan ekspansi dengan nilai investasi USD 2-3 miliar. Angin segar lain datang dari Metro Group, raksasa ritel dunia yang berbasis di Jerman, yang berencana memulai bisnis swalayan grosir METRO Cash & Carry di Indonesia pada tahun ini.
Yang tidak kalah mengejutkan adalah langkah Amerika Serikat menguasai Indonesia dengan aliran dana investasi. Saat berkunjung ke Indonesia, Presiden AS Barack Obama membawa serta 14 bos perusahaan besar di AS untuk bertemu langsung dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Pimpinan perusahaan raksasa AS yang hadir tersebut berkomitmen akan berinvestasi di Indonesia dalam jumlah besar. Investor tersebut hadir sebagai  delegasi US-ASEAN Bussiness Council. Mereka menjanjikan investasi besar-besaran di Indonesia.
Menyusul perusahaan-perusahaan raksasa di atas, perusahaan Apple.Inc dikabarkan juga melirik untuk menanamkan  investasi di Indonesia. Hal itu disampaikan oleh Menteri Perdagangan Gita Wirjawan. Namun,  Gita masih belum dapat menyebutkan nilai investasi yang akan ditanamkan. 
Meskipun belum memastikan akan berinvestasi di Indonesia, perwakilan perusahaan yang didirikan Steve Jobs tersebut, sudah beberapa kali menggelar pertemuan dengan pemerintah.
Perusahaan asal negeri Paman Sam tersebut sudah mengajukan sejumlah syarat kepada pemerintah. "Ada beberapa syarat yang harus kita penuhi. Antara lain lahan, listrik, pasokan gas, karyawan yang harus punya pendidikan sesuai dengan kepentingan mereka," ujar Gita. Sejauh ini, pihak Apple masih mempelajari potensi dan prospek investasinya di Indonesia. 
 
Perusahaan apa lagi yang akan menyusul?
 
 

No comments:

Post a Comment

Berikan komentar Anda untuk menilai setiap isi postingan, Admin melarang keras komentar yang berisi hal Porno,SARA/Rasis.
Terimakasih