Adsense

Tuesday, June 12, 2012

Warga Aceh Selatan Rebutan Air Hujan Merah

* Warnanya Berubah Kekuning-kuningan
Air hujan berwarna merah (foto kiri) yang ditampung di dalam ember di rumah warga Dusun Pasi Tuan Hilang, Desa Sawang I, Kecamatan Sawang, Aceh Selatan, Minggu (10/6). Sementara foto kanan memperlihatkan kondisi air berubah warna menjadi kuning, Senin (11/6).
TAPAKTUAN - Karena tergolong langka, air hujan merah yang ditampung warga di Dusun Pasi Tuan Hilang, Desa Sawang I, Kabupaten Aceh Selatan, pada Sabtu (9/5) pukul 05.30 WIB, kini menjadi rebutan penduduk setempat dan para pendatang, meski mereka belum tahu apa khasiatnya. Sementara itu, setelah mengendap lebih dari 24 jam, warna air itu berubah jadi kekuning-kuningan.

Nurjanah (24), anak Tgk Muyus (50), pemilik rumah yang menampung air hujan merah tersebut, saat ditemui wartawan di rumahnya nomor 238, Senin (11/6) kemarin mengaku, air hujan yang dia tampung dalam ember itu semula banyak. Tapi setelah media massa menyiarkan berita tentang fenomena alam yang unik itu, sehingga ramai warga setempat maupun dari desa tetangga yang datang untuk meminta air tersebut. “Akibatnya, yang tersisa di ember kami hanya sedikit lagi,” kata Nurjanah.

Menurut Nurjanah, warga yang datang ke rumahnya untuk minta air hujan merah itu umumnya membawa botol kosong bekas wadah air mineral. Karena terbatasnya stok air hujan merah tersebut, sehingga para peminat hanya kebagian sedikit saja. Sekadar pemerataan. Setelah air yang mereka minta diisikan ke botol minuman mineral itu, mereka pun pulang dengan wajah berseri-seri.

Tapi sejauh ini, belum seorang pun warga yang sudah mendapatkan air hujan merah itu mengaku air tersebut ada khasiatnya. “Mereka hanya mengoleksinya saja, karena tergolong barang langka,” timpal Nurjanah.

Sementara itu, setelah mengendap satu hari satu malam, air hujan merah yang ditampung Tgk Muyus (50) dan Tgk Syamdani (47), warga Dusun Pasi Tuan Hilang, Desa Sawang I, Kecamatan Sawang itu, sejak Senin (11/6) kemarin mulai berubah warna menjadi kekuning-kuningan. Mirip warna air teh.

Serambi mendatangi kedua rumah yang pemiliknya menampung air hujan merah tersebut. Kedua rumah itu semipermanen, letaknya berdampingan, hanya terpisah sekitar 10 meter. Atap kedua rumah itu terbuat dari bahan seng asbes. Kondisinya masih alami dan tidak dicat. Dengan demikian, dugaan bahwa air merah itu bersumber dari cat atap yang luntur, seperti terjadi pada 11 Februari 2010 di Pulau Simeulue, tidak cukup beralasan.

Sebagaimana diberitakan kemarin, warga Dusun Pasi Tuan Hilang, Kecamatan Sawang, Aceh Selatan, Minggu (10/5) pagi geger oleh fenomena air hujan berwarna merah (mirip warna darah) yang ditampung dalam ember di dua rumah warga dusun tersebut.

Sejak sekitar dua pekan terakhir, wilayah Aceh Selatan termasuk Kecamatan Sawang, kerap diguyur hujan disertai angin kencang. Ada kebiasaan masyarakat—tak terkecuali masyarakat Desa Sawang I—menampung air hujan untuk berbagai kebutuhan, termasuk untuk wudhuk.

Ketika hujan mengguyur Sabtu malam itu, keluarga Tgk Muyus (50) dan Tgk Syamdani (47) di Dusun Pasi Tuan Hilang, menempatkan ember dan wadah lainnya di cucuran atap untuk menampung air hujan. Sekitar pukul 05.30 WIB, Sabtu (10/5), kedua keluarga ini kaget mendapati air tampungan berwarna merah darah. Yang mengetahui pertama kali air hujan warna darah itu adalah anggota keluarga Tgk Muyus ketika hendak berwudhuk untuk shalat Subuh. Keluarga Tgk Muyus sempat curiga jangan-jangan kejadian itu hanya di rumah mereka karena zat-zat tertentu yang bercampur dengan air tampungan. Karenanya keluarga Tgk Muyus mencari tahu ke rumah lainnya yang juga menampung air hujan.

“Ternyata fenomena serupa juga terlihat pada air tampungan di rumah Tgk Syamdani. Dalam sekejap berita itu menyebar luas hingga masyarakat berduyun-duyun menyaksikan fenomena langka tersebut,” kata Benny (28), menantu Tgk Muyus.

Hingga kemarin belum ada pihak dari jajaran pemerintahan maupun peneliti yang datang ke Desa Sawang I untuk memastikan apa yang terjadi dan memberikan penjelasan ilmiah kepada masyarakat terkait fenomena hujan merah tersebut. (tz)
Sumber : [SerambiIndonesia]

No comments:

Post a Comment

Berikan komentar Anda untuk menilai setiap isi postingan, Admin melarang keras komentar yang berisi hal Porno,SARA/Rasis.
Terimakasih