Adsense

Saturday, August 4, 2012

Masjid Aceh Sediakan Bubur Kanji Rumbi untuk 600 Orang

Suasana berbuka puasa di Masjid Aceh, Medan

Medan | Makanan khas aceh bubur kanji rumbi menjadi salah satu penyebab ramainya jamaah yang berbuka puasa di Masjid Aceh Sepakat di Jalan Mengkara, Medan. Kenaziran rata-rata harus menyiapkan 600 porsi bubur setiap berbuka.

“Kalau hari Minggu, yang berbuka di sini bisa sampai 700 orang. Maka porsi untuk panitia kita gantung, agar jamaah dapat semua. Tapi Alhamdulillah, sampai sekarang tidak pernah ada yang kecewa,” kata Ismail Usman (68), juru masak bubur kanji rumi di Masjid Aceh Sepakat, Jumat (3/8/2012).

Disebutkan Ismail, tradisi bubur kanji rumi merupakan warisan kebudayaan di Aceh yang tetap dilestarikan keturunan Aceh yang bermukim di Medan. Sejak zaman silam, bubur rumi selalu disediakan di meunasah-meunasah (musala) untuk orang berbuka puasa.

Aktivitas memasak bubur di Masjid Aceh Sepakat dimulai sekitar pukul 14.00 siang. Prosesnya masak yang selesai sekitar pukul 17.00 sore itu dikerjakan lima juru masak. Material yang disiapkan antara lain daging hingga 60 kilogram, beras 40 kg dan beras untuk bubur 11 kg. Lainnya, bumbu seperti daun kari, serai, santan dan bumbu khas Aceh lainnya.

Ada delapan tungku dengan bahan bakar arang disiapkan di halaman belakang masjid yang dijadikan dapur sementara. Selama Ramadan, tenda dipasang di dapur itu. Bubur, nasi dan kari dimasak dalam waktu bersamaan, dan juga air panas untuk menyeduh teh manis.

Seterusnya, makanan untuk berbuka berupa bubur, kue dan teh manis dijejerkan di meja panjang yang ada sebelah gedung pertemuan di samping masjid. Setelah berbuka, jamaah melaksanakan salat Maghrib dan seterusnya kembali lagi untuk makan nasi dengan lauk daging kari.

Menu berbuka yang disediakan di Masjid Aceh Sepakat ini biayanya mencapai Rp 10 juta. Dana itu bersumber dari donasi kaum muslimin melalui Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Aceh Sepakat, Medan. Besarnya biaya yang dikeluarkan karena jamaah yang datang juga lumayan ramai. Sebagian besar di antaranya warga Aceh yang rindu suasana berbuka di kampung halaman.

“Insya Allah, setiap tahun kegiatan berbuka seperti ini akan tetap dilaksanakan di sini,” ujar Ismail.

No comments:

Post a Comment

Berikan komentar Anda untuk menilai setiap isi postingan, Admin melarang keras komentar yang berisi hal Porno,SARA/Rasis.
Terimakasih