BANDA
ACEH | Mengantisipasi habisnya persediaan gas yang diperkirakan sekitar
dua tahun lagi, PT Arun akan membangun kilang minyak (refinery) di
lokasi pengolahan gas PT Arun Lancang Garam, Lhokseumawe. Manajemen PT
Arun akan merekrut 4.000 tenaga kerja untuk kilang minyak tersebut.
Informasi tersebut disampaikan Presiden Direktur PT Arun NGL, Iqbal Hasan Saleh saat berkunjung ke Kantor Harian Serambi Indonesia, Jumat (5/10). Menurutnya, cadangan gas PT Arun Lhokseumawe diperkirakan akan habis pada bulan September 2014. Salah satu opsi yang paling tepat adalah revitalisasi kilang Arun karena dapat menyerap tenaga kerja yang banyak, sehingga mengurangi pengangguran di Aceh pasca-gas. “Opsi revitalisasi sangat memungkinkan karena dukungan fasilitas yang cukup memadai,” kata Iqbal.
Ia menyebutkan, PT Arun memiliki berbagai keunggulan seperti ketersediaan lahan, dermaga yang dapat bersandar tanker ukuran besar, dan lokasi kilang dekat Selat Malaka atau pada jalur pelayaran internasional.
Pihak PT Arun yakin dengan dibukanya kilang minyak mampu mengantisipasi membludaknya pengangguran setelah operasional PT Arun sebagai pengolah gas berakhir pada pengujung 2014. “Kita tidak dapat membayangkan bila cadangan gas PT Arun habis, akan terjadi pengangguran besar-besaran,” ujar Iqbal Hasan Saleh yang dilantik menjadi Presiden Direktur PT Arun NGL pada 19 Juli 2012.
Dikatakannya, setelah tutupnya sejumlah perusahaan vital di Lhokseumawe seperti PT Kertas Kraft Aceh (KKA), PT Pupuk Iskandar Muda (PIM), Asean Aceh Fertilizer (AAF), banyak warga yang menganggur. Tingkat pengangguran yang membludak akan membahayakan stabilitas ekonomi dan stabilitas keamanan di Aceh maupun nasional.
Untuk mewujudkan rivitalisasi Arun dengan pembangunan kilang minyak, kata Iqbal, pihaknya tidak dapat bekerja sendiri namun harus didukung semua stakeholder, baik pengusaha, akademisi maupun pemerintah. Pembanguan kilang minyak ini, katanya, sejalan dengan misi pemerintah untuk memperkuat ketahanan energi nasional. Dari sisi lain, katanya, minyak mentah yang dihasilkan oleh negara-negara di timur tengah dapat diolah di kilang minyak Arun dan dapat dipasarkan kembali ke dalam dan luar negeri.
Ia mengungkapkan, kondisi masyarakat di sekeliling PT Arun saat ini sangat prihatin dan membutuhkan perhatian segera dari pemerintah. Sebagai tanggungjawab moral, PT Arun meluncurkan program CSR (corporate social responsibility) dengan membantu beroperasinya pabrik sabut kelapa di seputar lingkungan PT Arun NGL. Pengembangan industri pengolahan sabut kelapa itu menyentuh kehidupan perekonomian rakyat paling bawah.
Kedatangan Presiden Direktur PT Arun ke Kantor Harian SerambiIndonesia didampingi Kepala Humas, Hasballah Said. Mereka diterima Pemimpin Umum Harian Serambi Indonesia Sjamsul Kahar, Pemimpin Perusahaan Mohd Din, Sekretaris Redaksi Bukhari M Ali dan sejumlah wartawan.(min)
Informasi tersebut disampaikan Presiden Direktur PT Arun NGL, Iqbal Hasan Saleh saat berkunjung ke Kantor Harian Serambi Indonesia, Jumat (5/10). Menurutnya, cadangan gas PT Arun Lhokseumawe diperkirakan akan habis pada bulan September 2014. Salah satu opsi yang paling tepat adalah revitalisasi kilang Arun karena dapat menyerap tenaga kerja yang banyak, sehingga mengurangi pengangguran di Aceh pasca-gas. “Opsi revitalisasi sangat memungkinkan karena dukungan fasilitas yang cukup memadai,” kata Iqbal.
Ia menyebutkan, PT Arun memiliki berbagai keunggulan seperti ketersediaan lahan, dermaga yang dapat bersandar tanker ukuran besar, dan lokasi kilang dekat Selat Malaka atau pada jalur pelayaran internasional.
Pihak PT Arun yakin dengan dibukanya kilang minyak mampu mengantisipasi membludaknya pengangguran setelah operasional PT Arun sebagai pengolah gas berakhir pada pengujung 2014. “Kita tidak dapat membayangkan bila cadangan gas PT Arun habis, akan terjadi pengangguran besar-besaran,” ujar Iqbal Hasan Saleh yang dilantik menjadi Presiden Direktur PT Arun NGL pada 19 Juli 2012.
Dikatakannya, setelah tutupnya sejumlah perusahaan vital di Lhokseumawe seperti PT Kertas Kraft Aceh (KKA), PT Pupuk Iskandar Muda (PIM), Asean Aceh Fertilizer (AAF), banyak warga yang menganggur. Tingkat pengangguran yang membludak akan membahayakan stabilitas ekonomi dan stabilitas keamanan di Aceh maupun nasional.
Untuk mewujudkan rivitalisasi Arun dengan pembangunan kilang minyak, kata Iqbal, pihaknya tidak dapat bekerja sendiri namun harus didukung semua stakeholder, baik pengusaha, akademisi maupun pemerintah. Pembanguan kilang minyak ini, katanya, sejalan dengan misi pemerintah untuk memperkuat ketahanan energi nasional. Dari sisi lain, katanya, minyak mentah yang dihasilkan oleh negara-negara di timur tengah dapat diolah di kilang minyak Arun dan dapat dipasarkan kembali ke dalam dan luar negeri.
Ia mengungkapkan, kondisi masyarakat di sekeliling PT Arun saat ini sangat prihatin dan membutuhkan perhatian segera dari pemerintah. Sebagai tanggungjawab moral, PT Arun meluncurkan program CSR (corporate social responsibility) dengan membantu beroperasinya pabrik sabut kelapa di seputar lingkungan PT Arun NGL. Pengembangan industri pengolahan sabut kelapa itu menyentuh kehidupan perekonomian rakyat paling bawah.
Kedatangan Presiden Direktur PT Arun ke Kantor Harian SerambiIndonesia didampingi Kepala Humas, Hasballah Said. Mereka diterima Pemimpin Umum Harian Serambi Indonesia Sjamsul Kahar, Pemimpin Perusahaan Mohd Din, Sekretaris Redaksi Bukhari M Ali dan sejumlah wartawan.(min)
* Antisipasi Habisnya Cadangan Gas
* Rekrut 4.000 Pekerja
* Rekrut 4.000 Pekerja
Sumber : Serambinews
No comments:
Post a Comment
Berikan komentar Anda untuk menilai setiap isi postingan, Admin melarang keras komentar yang berisi hal Porno,SARA/Rasis.
Terimakasih