Adsense

Thursday, October 4, 2012

Uang Baitul Asyi Mulai Dibagikan Untuk Jamaah Haji asal Aceh

Jamaah Calon Haji (JCH) kloter terakhir meninggalkan Asrama Haji Banda Aceh menuju Arab Saudi melalui Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda, Blangbintang Aceh, Selasa (2/10).
* 1.200 Rial Per Orang

BANDA ACEH | Jamaah Calon Haji (JCH) Kloter 1 Aceh pada Rabu (3/10) kemarin menerima uang wakaf Baitul Asyi sebesar 1.200 rial atau sekitar Rp 3,6 juta per orang. Bantuan itu tiap tahun diberikan kepada JCH asal Aceh sebagai biaya kompensasi pemondokan sesuai dengan amanat ikrar wakaf Baitul Asyi.

Mustafa dari Kloter 1 Banda Aceh kemarin sore melaporkan, untuk menerima uang tersebut setiap JCH tidak boleh diwakili, kecuali dalam keadaan sangat mendesak. Syarat untuk mendapatkannya, JCH harus membawa kartu identitas masing-masing.

Pejabat dari Aceh yang dipercaya membagi-bagikan uang wakaf Baitul Asyi di Mekkah itu, antara lain, Prof Dr Azman Ismail MA dan Zuhri Ali. Istilah Baitul Asyi bermula pada abad 18 Masehi. Saat itu sejumlah saudagar dan dermawan Aceh membeli sejumlah rumah di Kota Mekkah. Bangunan itu kemudian mereka wakafkan untuk ditempati gratis oleh jamaah haji asal Aceh. Termasuk kepada putra-putra Aceh yang menuntut ilmu di Mekkah. Gagasan itu diprakarsai Habib Bugak yang aslinya bernama Habib Abdurrahman Al-Habsy Al-Asyi.

Berhubung rumah-rumah wakaf itu banyak yang sudah berubah menjadi hotel dan bangunan lain untuk tujuan komersial, sehingga jamaah haji asal Aceh tidak lagi menginap di Baitul Asyi. “Sebagai kompensasinya, kepada setiap JCH Aceh diberikan uang Baitul Asyi sebagai pengganti biaya pemondokan selama berhaji,” kata M Adli Abdullah MCL, dosen Fakultas Hukum Unsyiah yang mendalami sejarah Aceh.

Sementara itu dari Madinah dilaporkan, seorang JCH dari Kloter 10 Aceh (Sabang, Aceh Timur, dan Aceh Tamiang) melepuh kedua telapak kakinya, karena berjalan di atas aspal tanpa alas kaki ke pemodokan di El Badee Ilyas Hotel. Itu terjadi karena sandal yang biasa ia kenakan hilang seusai shalat Zuhur di Masjid Nabawi.

JCH yang belum diketahui namanya itu berjalan di aspal dan trotoar yang begitu panas pada di siang hari, sehingga telapak kakinya melepuh. Tapi luka tersebut sudah ditangani oleh petugas kesehatan dari kloter 10.

Petugas haji Kloter 10, Budi Darmawan kepada panitia haji Banda Aceh melaporkan kejadian yang menimpa seorang JCH. Laporan lain yang ia sampaikan bahwa secara umum kondisi JCH dalam kondisi baik, sehat, dan terkontrol.

Masih terkait kondisi kesehatan JCH, dr Elvira dari Kloter 11 sebagaimana dikutip Kemenagnews melaporkan, jamaah umumnya letih, tapi kesehatan mereka masih stabil. Buktinya, pada Selasa (2/10) warung pengobatan JCH buka sampai pukul 23.30 WAS, dan tim medis tetap semangat. “Semoga kesehatan TKHI selalu stabil,” tulis Elvira sembari menyebutkan suhu di Mekkah masih 40 derajat Celcius.

Dokter Amaliah (Kloter 4) dari Madinah melaporkan, pihaknya merujuk Teuku Abdullah ke BPHI karena lemas. Kloter ini pada Rabu (3/10) sekitar pukul 08.15 WAS menuju Mekkah. Dalam kloter ini dua JCH  tunda berangkat ke Mekkah, karena sedang dirawat di BPHI dan Rumah Sakit Aldar, Madinah.

Secara umum kondisi tamu Allah asal Aceh itu dalam keadaan sehat. Namun, karena banyak rutinitas yang dilakukan serta harus berjalan kaki sekitar 700 meter untuk shalat Arbain, menyebabkan JCH, terutama yang lanjut usia, kelelahan.  

Sementara itu, kloter 12 yang didominasi oleh JCH usia lanjut sudah tiba di Bandara King Abdul Azis, Jeddah, Arab Saudi. “Alhamdulillah, dalam penerbangan keadaan jamaah stabil, sesampai di Jeddah seorang JCH menderita kejang. Tapi setelah ditangani tim medis di sektor Jeddah, maka keadaan JCH sudah stabil kembali,” lapor dr Mayasofia yang diterima panitia haji Banda Aceh, pukul 7.22 WIB.(swa/dik/aceh.kemenag.go.id/Serambinews)

No comments:

Post a Comment

Berikan komentar Anda untuk menilai setiap isi postingan, Admin melarang keras komentar yang berisi hal Porno,SARA/Rasis.
Terimakasih