Adsense

Saturday, June 23, 2012

Dari Jakarta, Nani Naik Sepmor ke Baiturrahman Aceh

Nopi bersama ibunya Noni warga Cempaka Putih, Jakarta Pusat, saat tiba di Masjid Raya, Baiturrhamna, Banda Aceh, Jumat (22/6). Keduanya berangkat dari Jakarta mengendarai sepeda motor selama 18 hari untuk melaksanakan shalat di Masjid Raya baiturrahman.[Serambinews]
Di usianya yang ke-64, impian Nani binti M Husen, warga Jakarta, untuk bisa menunaikan shalat di Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh, akhirnya terwujud, Jumat (22/6) dini hari.

Ibu asal Cempaka Putih, Jakarta Pusat, yang divonis menderita stroke, kelumpuhan di sebelah kanan--mulai tangan hingga kakinya--itu telah menyimpan hasrat yang lama, bahkan saat dirinya masih sehat, untuk bisa bersujud di masjid kebanggaan masyarakat Aceh itu, meski hanya sekali dalam hidupnya.

Keinginannya itu betul-betul diwujudkan oleh putra semata wayangnya, Novi (32) yang juga berkeinginan memenuhi nazar (niat) sang Bunda, meski harus menempuh penjalanan panjang selama 18 hari, menggunakan sepeda motor (sepmor) Mio Sporty B 6788 PFL, miliknya.

Selain pertimbangan ekonomi, keinginan lain menggunakan sepmor menuju ke Aceh, juga atas desakan sang Ibu yang ingin melihat sepanjang kota yang dilaluinya. “Lama di jalan, karena setiap kota yang kami lewati, saya coba berhenti dan mencari uang sampingan di sana sebagai mekanik. Alhamdulillah, pekerjaan itu saya dapatkan berkat bantuan teman-teman saya yang ada di setiap kota dan tergabung di komunitas motor,” ungkap Novi kepada Serambi, Jumat (22/6).

Novi yang juga bergabung di komunitas Yamaha Mio Club Cempaka (YMCC) Jakarta Pusat itu, pernah berniat menjual Mio Sporty miliknya untuk bisa mewujudkan impian sang Ibu. Ia berkeinginan membawa ibundanya yang sedang sakit itu naik pesawat terbang ke Aceh. Namun, keinginannya dicegah keras oleh ibunya. “Saya juga nggak tega melihat beliau naik motor, apalagi perjalanannya begitu jauh. Tapi, kemauan beliau memang begitu, maka saya selaku anak hanya bisa nurut,” ujar Novi.

Meninggalkan Jakarta Pusat pada dini hari, 4 Juni 2012, Novi hanya membawa bekal uang di kantong Rp 200.000. Ia tak ingin menyusahkan yang lain, apalagi untuk memohon belas kasihan orang lain. Berkat keahliannya sebagai mekanik, ia bulatkan tekad menuju Banda Aceh. Ia yakin, rezeki pasti ada di sepanjang jalan.

Bantuan finansial dan moril akhirnya datang juga dari seluruh teman-temannya yang ada di setiap kota yang dilaluinya. Mulai dari Palembang, Jambi, Medan, dan temannya yang ada di Banda Aceh.

Akhirnya, Novi bersama ibunya, Nani, tiba di Banda Aceh, Jumat (22/6) dini hari.

Malah, ia dan ibunya dijemput anggota komunitas motor dari Mio Automatic Club (MAC) di kawasan Serdang Bedagai, Sumatera Utara. Mereka juga turut mengantar Novi dan ibunya sampai ke Banda Aceh. “Meski saya pernah ke Aceh, tapi solidaritas teman-teman tidak mungkin pernah saya lupakan. Begitu juga dengan jasa Bang Lili yang mengabarkan hal ini ke seluruh teman anggota komunitas,” ungkap Novi.

Novi bisa bernapas lega, karena keinginan kuat dari ibunya bisa menunaikan shalat fardhu di Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh, telah terwujud. “Saya tak tahan setiap kali melihat ibu menangis saat menyaksikan ada gambar Masjid Raya Baiturrahman di setiap siaran televisi. Beliau juga ingin melihat Kota Banda Aceh yang pernah terkena musibah gempa dan tsunami. Sekalian ke Aceh, saya mencari obat untuk sakit yang diderita ibu,” sebut Novi.

Novi bersama ibunya belum bisa memastikan kapan akan kembali ke Jakarta Pusat menggunakan Mio Sporty merah miliknya itu. “Bila mamak minta tinggal di Aceh, saya sebagai anak kandung beliau satu-satunya akan memenuhi juga keinginan itu. Hanya ini mungkin bakti yang mampu saya lakukan sebagai anak,” ujar Novi lirih. 


No comments:

Post a Comment

Berikan komentar Anda untuk menilai setiap isi postingan, Admin melarang keras komentar yang berisi hal Porno,SARA/Rasis.
Terimakasih