Adsense

Wednesday, June 13, 2012

World Bank Ingatkan Krisis Ekonomi Terus Berlanjut

Ilustrasi Krisis yang sedang melanda eropa

World Bank atau Bank Dunia baru-baru ini memperingatkan sejumlah negara berkembang agar bersiap-siap menghadapi 'bencana' lemahnya pertumbuhan ekonomi dunia, khususnya krisis keuangan yang melanda benua Eropa, yang cukup berimbas kepada negara dunia ketiga, semacam Indonesia.

Seperti dilansir BBC Rabu (13/6/2012), WB memperkirakan tingkat laju ekonomi di negara berkembang tahun ini hanya berkisar 5,3%. Angka ini lebih rendah dari pertumbuhan tahun lalu yang mentok di level 6,1%. karenanya, WB mengingatkan agar pemerintah negara berkembang segera menerapkan langkah-langkah jangka panjang yang strategis guna mempertahankan 'balance' pertumbuhan ekonomi.

"Negara-negara berkembang sudah harus fokus pada reformasi yang mendorong produktivitas dan investasi infrastruktur daripada bereaksi pada perkembangan 'datar' situasi internasional," kata Hans Timmer, salah satu Direktur Bank Dunia yang menangani desk prospek pembangunan.

Peringatan Bank Dunia ini muncul ditengah meningkatnya kekhawatiran pelaku pasar uang dan kalangan ekonom mengenai krisis utang di zona euro. Krisis itu bisa menular ke negara-negara yang lebih besar, seperti Spanyol dan Italia.

Bagi banyak negara berkembang, Eropa merupakan salah satu pasar utama dan juga mitra dagang yang besar. Karenanya krisis keuangan di kawasan itu otomatis akan mempengaruhi permintaan produk dari negara-negara berkembang.

"Masalah ini serius dan negara-negara berkembang harus memperhitungkan rendahnya pertumbuhan ekonomi yang berlangsung akan lama di Eropa," ingat Timmer.

Indikasinya adalah bunga surat utang Spanyol berjangka sepuluh tahun naik lagi ke angka 6,81%. Ini tertinggi sejak diluncurkannya mata uang tunggal euro pada 1999.

Lantas bunga obligasi Italia pun naik pula ke level 6,28%. Menurut WB, bunga sebesar itu sudah masuk dalam katagori 'warning', mengingat bunga obligasi dari negara-negara yang tengah menerima pinjaman darurat dari Uni Eropa dan IMF rata-rata sudah sebesar 7 persen, tutup Timmer. [Serambinews]

No comments:

Post a Comment

Berikan komentar Anda untuk menilai setiap isi postingan, Admin melarang keras komentar yang berisi hal Porno,SARA/Rasis.
Terimakasih