Adsense

Friday, September 5, 2014

Malaysia Ingin Belajar Cara Penerapan Syariat Islam di Aceh

Gubernur Aceh Zaini Abdullah berbincang dengan Menteri di Jabatan Perdana Menteri Malaysia, Mejar Jeneral Dato Seri Jamil Khir bin Baharom (B), yang melakukan kunjungan silaturahmi di Pendapa Gubernur Aceh, Rabu (3/9). SERAMBI/M ANSHAR

BANDA ACEH | Menteri Agama Malaysia, Dato Seri Jamil Khir bin Baharom bersama istri dan rombongan yang berjumlah lebih dari 20 orang melakukan pertemuan dengan Gubernur dr Zaini Abdullah di Pendapa Gubernur Aceh, Rabu (3/9) siang.
Dalam pertemuan itu, Menteri Agama Malaysia menyatakan, kunjungannya ke Aceh kemarin merupakan yang kedua kalinya. Delapan tahun lalu Dato Seri Jamil datang saat Aceh dalam masa rehab-rekons pascatsunami. Kali ini ia datang untuk melihat kemajuan pembangunan, terutama pelaksanaan syariat Islam, pendidikan, dan pemberdayaan ekonomi masyarakat Aceh.
“Kami ingin mendengar langsung dari Gubernur Aceh dan pajabat terkait mengenai hal tersebut, sebagaimana kami sampaikan di awal pertemuan,” kata Menteri Agama Malaysia itu dalam pertemuan silaturahmi dengan gubernur dan pejabat teknis di jajaran Pemerintah Aceh.
Gubernur Zaini Abdullah pun dengan penuh semangat menerangkan bahwa perkembangan pembangunan Aceh di berbagai bidang pascakonflik dan tsunami, sudah banyak kemajuannya. Apakah itu pembangunan infrastruktur, pendidikan, ekonomi, maupun agama, terutama dalam penerapan pelaksanaan syariat Islam.
“Fokus yang kita kedepankan dalam pelaksanaan syariat Islam di Aceh, tidak hanya hukuman bagi yang melanggarnya, tapi juga upaya memajukan pendidikan, pelayanan kesehatan, dan pemberdayaan ekonomi masyarakat yang harus mengacu kepada asas islami,” kata Zaini Abdullah.
Menurutnya, negara-negara donatur yang pernah membantu Aceh pada fase rehab-rekons delapan tahun lalu, banyak yang terkejut melihat perkembangan pembangunan infrastruktur Aceh yang sangat pesat.
Bahkan, beberapa di antara mereka datang kembali ke Aceh untuk belajar dan ingin mengetahui kebijakan dan kiat apa yang dilakukan Pemerintah Aceh bersama elemen masyarakatnya untuk membuat Aceh cepat bangkit dan terlihat lebih maju. Apakah itu di bidang perdamaian dan reintegrasi, maupun percepatan pembangunan infrastruktur, pendidikan, kesehatan, ekonomi, dan lainnya.
Kemajuan Aceh yang sangat pesat ini, ulas Gubernur Zaini, berkat bantuan dari berbagai negara di belahan dunia, termasuk Malaysia.
Meski Aceh sudah mengalami perubahan dan kemajuan yang sangat pesat, kata Zaini, tapi kemajuan yang dicapai saat ini masih perlu terus ditingkatkan lagi. “Pemerintah Aceh bersama masyarakatnya, perlu bekerja lebih keras lagi, untuk mengatasi ketertinggalan pembangunannya dari daerah lainnya di Indonesia. Sebagai contoh, ketertinggalan Aceh dari provinsi tetangganya, Sumut, saja masih sangat jauh,” kata gubernur.
Menanggapi penjelasan Gubernur Aceh tersebut, Menteri Agama Malaysia, Dato Seri Jamil Khir bin Baharom mengatakan, kendati Aceh masih tertinggal dari daerah tetangganya, tapi untuk beberapa hal pihak luar harus belajar dari Aceh.
Alasannya, karena kemajuan yang dicapai masyarakat Aceh dalam pelaksanaan penegakan syariat Islam, cukup pesat. “Ini yang membuat daerah lain harus belajar pada Aceh, termasuk kami dari Malaysia.
Orang Malaysia, banyak belajar ke Aceh, terutama ke UIN Ar-Raniry,” kata Menteri Dato Seri Jamil.
Secara spesifik Dato Seri Jamil menyebut bahwa kedatangannya ke Aceh bersama rombongan besar adalah untuk belajar banyak tentang penegakan syariat Islam di Aceh.
Setelah bersilaturahmi dengan Gubernur Aceh di pendapa, Dato Seri Jamil dan rombongan akan melanjutkan pertemuan pada hari kedua dengan Kakanwil Kemenag Aceh, kemudian Mahkamah Syar’iyah Aceh.
Setelah itu, rombongan ini akan menunaikan shalat Asar berjamaah di Masjid Raya Baiturahman, sekalian menyerahkan bantuan.   Selanjutnya akan dilakukan jamuan makan bersama di Hotel Hermes dengan Persatuan Kebangsaan Pelajar Malaysia yang sedang menuntut ilmu di Banda Aceh.
Pertemuan silaturrahmi antara Menteri Agama Malaysia dengan Gubernur Aceh itu berjalan singkat. Kehadiran Menteri Agama Malaysia itu disambut hangat oleh Pemerintah Aceh. Gubernur Zaini memerintahkan jajarannya untuk melayani tamu penting dari Malaysia itu dengan prima. “Layani tamu kita ini dengan baik karena itu merupakan adat kita di Aceh. Setiap tamu yang datang harus dimuliakan,” kata Zaini Abdullah.
Di akhir pertemuan, kedua belah pihak saling memberikan sejumlah cenderamata yang telah dipersiapkan. Gubernur Aceh memberikan plakat lambang Aceh yang bergambar Masjid Raya Baiturrahman, sedangkan Menteri Agama Malaysia memberikan tiga tanda mata. Di antaranya, kitab suci Alquran dalam kotak berukir dan kain sutra. (her) | Serambi Indonesia

No comments:

Post a Comment

Berikan komentar Anda untuk menilai setiap isi postingan, Admin melarang keras komentar yang berisi hal Porno,SARA/Rasis.
Terimakasih