Aturan Kerajaan Aceh masa Sultan Iskandar Muda jauh berbeda dengan
aturan-aturan yang ada di kerajaan-kerajaan Eropa. Hal ini disampaikan
Kapten Jendral Beaulieu, salah satu utusan Raja Louis XIII dari Prancis
yang datang ke Aceh pada tahun 1620 M.
Beaulieu merupakan satu-satunya bangsa asing yang berhasil masuk ke
dalam istana Darud Dunia dan meneliti banyak hal. Berdasarkan cerita dia
dalam buku Kerajaan Aceh karya Denys Lombard menyebutkan, Sultan Aceh
memiliki 3.000 perempuan dalam istananya.
Perempuan-perempuan tersebut, merupakan satu-satunya penduduk perempuan
yang ada di dalam istana. Tidak ada laki-laki yang boleh masuk jauh
lebih dalam istana Kerajaan Aceh.
"Sesudah pelataran besar tempat kediaman Raja,
tak ada laki-laki yang boleh masuk dan kaum perempuanlah yang dipakai
baik untuk penjagaan di dalam istana maupun untuk melayani sang raja;
menurut kata orang jumlahnya 3.000 dan jarang sekali mereka keluar dari
istana."
Namun jumlah ini tidak bisa di pegang sebagai referensi satu-satunya
karena berdasarkan perkiraan Beaulieu. Sementara jumlah yang dihitung de
Graaff adalah tujuh hingga delapan ratus pada tahun 1641.
"His women are his chiefest councellers; hee hath three wives and very many concubines, which are very closely kept."
Masih berdasarkan cerita Beaulieu, kaum perempuan itu mempunyai tata
tertib sendiri di dalam tempat kediamannya: ada pasar, ada pengadilan,
berbagai "kapten", dan "penghulu kawal", di antara perempuan itu ada
sekurang-kurangnya 20 "putri raja yang sah".
Iskandar Muda memingit mereka dan Beaulieu tak memiliki banyak
kesempatan untuk melihat mereka. Hal ini tidak berlaku pada masa
pemerintahan Iskandar Thani. Para perempuan ini kerap mengikuti
rombongan raja keluar istana.
Peter Mundy salah satu orang asing yang pernah melihat mereka dalam
rombongan Iskandar Tsani dengan memegang busur dan anak panah. Kepala
mereka botak karena dicukur pada waktu Iskandar Muda wafat. Sultan
Iskandar Muda wafat pada 27 Desember 1636 atau bertepatan dengan 29
Rajab 1046 H.
"All...shorne having cutt off their haire att the old Kings death, as most of the women in the towne."
De Graaff juga melihat mereka waktu pemakaman raja tahun 1641. Tahun
ini merupakan tahun kematian Sultan Iskandar Tsani yang kemudian
digantikan oleh istrinya Sultan Putri Taj ul-Alam.
Sumber : The Atjeh Post
No comments:
Post a Comment
Berikan komentar Anda untuk menilai setiap isi postingan, Admin melarang keras komentar yang berisi hal Porno,SARA/Rasis.
Terimakasih